Tanah Leluhur yang Dirampas: Kesultanan Asahan Menuntut Keadilan Sejarah

REDAKSI MEDAN

- Redaksi

Minggu, 27 April 2025 - 13:46 WIB

507 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Asahan

Ada luka lama yang kini kembali menganga di bumi Asahan. Di balik gemerlap pembangunan dan deretan bangunan megah yang berdiri di atas tanah eks HGU PT Bakrie Sumatera Plantations (BSP), ada kisah pilu tentang warisan yang dilupakan, tentang hak yang dirampas tanpa belas kasihan.

Berbagai keterangan yabg dikumpulkan wartawan, Minggu (27/04), Tanah itu, pada hakikatnya, bukanlah tanah kosong tanpa sejarah. Ia adalah milik sah Kesultanan Asahan—sebuah tanah warisan para leluhur, yang pada masa penjajahan Belanda hanya disewakan untuk kebun tembakau selama 75 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bukan dijual, bukan diberikan. Perjanjian itu jelas, tercatat, dan kini terungkap kembali lewat bukti-bukti otentik yang tersimpan rapi di Arsip Nasional dan di tangan para ahli waris Kesultanan.

Namun, keadilan itu dikhianati. Tahun 1958 menjadi saksi ketika negara—atas nama nasionalisasi—merampas seluruh tanah milik Kesultanan Asahan.

Tanpa prosedur yang adil, tanpa kompensasi sepeser pun, tanpa penghormatan kepada sejarah yang melahirkan negeri ini.

Puluhan tahun berlalu. Tanah itu jatuh ke tangan perusahaan swasta, dan kini, setelah masa HGU berakhir, tanah warisan itu diperebutkan seolah tidak bertuan.

Pemerintah daerah berusaha mencatatkannya sebagai aset, kelompok-kelompok tani berebut menggarapnya, sementara suara Kesultanan Asahan kembali dipinggirkan, nyaris tak terdengar.

Tetapi hari ini, warisan itu tidak lagi diam. Para ahli waris Kesultanan Asahan, berbekal bukti otentik dan semangat yang membara, berdiri untuk menuntut apa yang menjadi hak mereka.

Bukan sekadar lahan, melainkan marwah, harga diri, dan sejarah yang harus dipulihkan. Spanduk-spanduk perlawanan kini terpasang di tanah leluhur mereka—suara yang selama ini dibungkam kini bergema di seluruh penjuru Asahan.

Ini bukan sekadar sengketa lahan. Ini tentang meluruskan sejarah, tentang membela hak yang terampas, tentang menghormati warisan bangsa sendiri.

Karena tanah ini bukan tanah liar. Tanah ini berdarah. Tanah ini bercerita tentang perjuangan, tentang pengorbanan, tentang janji-janji yang pernah dilanggar.

Kini publik tahu, dan publik berhak tahu. Kesultanan Asahan berjuang bukan untuk merebut, tetapi untuk mengembalikan.

Untuk memastikan bahwa sejarah tidak ditulis ulang oleh kekuasaan, bahwa hak yang diwariskan dengan darah dan air mata tidak hilang begitu saja.

Asahan memanggil hati nurani kita. Akankah kita membiarkan warisan ini kembali dikubur oleh kesewenang-wenangan? Ataukah kita berdiri bersama, membela kebenaran yang seharusnya tak pernah tergadaikan?

Karena tanah leluhur bukan untuk diperebutkan—tetapi untuk dikembalikan.(red)

Poto : Istimewa

Berita Terkait

Pemerintah Kabupaten Karo Raih Opini WTP ke-6 Kali Berturut-turut dari BPK RI
BUPATI KARO TEMUI GUBSU BAHAS INTERVENSI LALAT BUAH DAN BRANDING JERUK KARO
Aniaya Wartawan, Oscar Sebayang Akhirnya Dijebloskan Ke Penjara Polsek Medan Tuntungan
Jaga Kesehaan dan Kebugaran Fisik, Rutan Balige Gelar Giat Jalan Santai Seluruh Petugas
Ini Kata Anggota Komisi III DPR-RI Soal Tudingan Pelanggaran SOP Kapolres Belawan
Kolaborasi Dengan MUI Sumut Rutan I Medan Adakan Pelatihan Fardu Kifayah Bagi Warga Binaan
Sertijab Kalapas Narkotika Kelas IIa Pematang Siantar, Yudi Suseno: “Perkuat Komitmen Pemberantasan Narkoba dan Optimalisasi Layanan Pemasyarakatan
38 Warga Binaan Rutan Kelas I Medan Dapat Remisi Khusus Waisak 2025

Berita Terkait

Sabtu, 24 Mei 2025 - 15:21 WIB

Pemerintah Desa Kuta Buluh Galakkan Budaya Gotong Royong sebagai Upaya Peningkatan Kepedulian Sosial

Kamis, 22 Mei 2025 - 18:29 WIB

Kegiatan KKR di GSJA Lawe Sigala II

Sabtu, 17 Mei 2025 - 18:51 WIB

Pemdes Kute Kuta Buluh Gelar Musyawarah Desa Pembentukan Koperasi Merah Putih

Kamis, 15 Mei 2025 - 20:59 WIB

API Aceh Tenggara Lakukan Rapat Rutin dan Jangkauan Pelayanan Kedepannya

Rabu, 14 Mei 2025 - 05:42 WIB

Tidak Efektif Berantas Narkoba, Ketua LAN Sarankan Kapolres Agara Copot Kasat Narkoba

Sabtu, 10 Mei 2025 - 06:13 WIB

Bupati Aceh Tenggara, M. Salim Fakhry melepas 352 mahasiswa Universitas Gunung Leuser (UGL) Aceh untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN.

Senin, 5 Mei 2025 - 16:07 WIB

Dr. Dyah Erti Idawati Terpilih Kembali sebagai Ketua Aceh Australian Alumni Periode 2025–2028

Sabtu, 26 April 2025 - 13:29 WIB

LIRA Minta Polda Aceh Back Up Pengungkapan Jaringan Kasus Sabu 1 Kg di Aceh Tenggara

Berita Terbaru

Jakarta

Anak Nias Raih Pangkat Inspektur Jenderal

Sabtu, 24 Mei 2025 - 11:32 WIB