*Tentang harga Pupuk subsidi, diatas harga HET
*Dihadiri anggota Komisi B, Arnold Napitupulu, S.H., dan Koordinator Rakyat Petani Aceh Tenggara, Freddy Sinaga.
Aceh Tenggara- (Indonesia Post)
Kegiatan pertemuan antara DPRK Aceh Tenggara (Agara), yang diwakili anggota Komisi B, Arnold Napitupulu, dengan Komunitas Rakyat Petani Aceh Tenggara, dilakukan pada hari Rabu (14/8-2024) pukul 14.22 Wib.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Arnold Napitupulu, S.H., dalam kata sambutannya mengatakan, bahwa pihaknya menyambut baik bapak/ibu dari Komunitas Rakyat Petani Aceh Tenggara, yang akan menyampaikan aspirasinya melalui kami, tentang apa yang dialaminya. Memang tempat dan gedung ini adalah, sarana untuk menerima dan menampung aspirasi rakyat, sebagaimana surat yang telah disampaikan kepada DPRK, melalui Kabag umum. Sekalipun hanya saya yang mewakili teman-teman di sini, karena kawan-kawan ada tugas dan kunjungan kerja di lapangan, seperti dalam hal kegiatan pendapatan asli daerah (PAD), ujarnya.”
Sedangkan Koordinator Rakyat Petani Aceh Tenggara, Freddy Sinaga menyatakan, bahwa alangkah baiknya pihak terkait (stake holders) hadir di tempat ini. Seperti dari pihak Dinas pertanian, KPPP, Polres, Kejari, distributor, dan Kios pupuk. Kami sendiri sudah meninggalkan pekerjaan kami, supaya dapat menghadiri acara ini. Seyogianya Komisi B, sudah berada semuanya di tempat ini, karena ini menyangkut masyarakat petani pada umumnya, dan Pupuk subsidi pada khususnya, yang masih diatas harga HET, yang menyusahkan para petani, ucapnya.”
Perwakilan Petani dari Kecamatan Leuser, Mitro Hasan, mengungkapkan bahwa Pupuk subsidi di daerah Leuser dijual Rp.190.000,-/zak; sedangkan di kecamatan lain Rp. 150.000,-/zak. Jadi masih ada selisih Rp 40.000,-, yang bisa kita gunakan untuk membeli kebutuhan yang lain, cetusnya.”
Rustam Panjaitan, yang mewakili Petani dari desa Lawe Tua Kecamatan Lawe Sigalagala, menambahkan bahwa sebaiknya Kelompok tanilah yang perlu dioptimalkan dalam penyaluran Pupuk subsidi, berhubung Kios pupuk kurang maksimal dalam menyalurkan Pupuk subsidi, bahkan kami diwajibkan beli pupuk gandeng, ungkapnya.”
Beberapa poin yang diminta oleh Komunitas Rakyat Petani Aceh Tenggara, kepada pihak DPRK Agara, melalui Komisi B adalah, perlunya semua elemen pihak terkait (stake holders) hadir disini, harga Pupuk subsidi harus kembali ke harga HET, Kelompok tani menggantikan posisi Kios pupuk yang dinilai kurang optimal dalam penyaluran pupuk, tentang Kartu tani, harus ada penegasan distributor kepada Kios pupuk, dan pengawasan oleh Komisi pengawas Pupuk dan pestisida (KPPP).
Pihak DPRK Agara, dalam pertemuan selanjutnya, yang dibacakan Kabag umum DPRK, Ramadansah, S.Ag, akan mengundang pihak terkait, diantaranya Sekda Agara, Dinas Pertanian, Penyuluh pertanian, KPPP, Polres, Kejari, Dandim, Distributor, Kios Pupuk, perwakilan Pupuk Indonesia, Tokoh adat/masyarakat (MAA), perwakilan kepala desa (APDESI).
Sementara dari pantauan Wartawan Media online Indonesia Post, hanya 2 orang anggota Komisi B DPRK Agara yang hadir, yaitu Arnold Napitupulu, S.H., dan Tomy Selian. Anggota Komisi B yang lain, tidak hadir, seperti Luhut Simanjuntak, Timbul Ganda Samosir, Hasanusi, Rajuandi, dan Sukri Bangsu. Demikian dilaporkan dari Gedung DPRK Agara.(P.Lubis).