*Beberapa jurus jitu untuk menyongsong dan mensukseskan program ketahanan pangan.
*Mendorong program swasembada pangan, ekonomi, kebersihan, lahan produktif, kesehatan, dan estetika.
Oleh: Januar Pagar M.Lubis
PENDAHULUAN
Belakangan ini hal-hal yang menyangkut pertanian, lahan pertanian, tanaman pertanian, Pupuk subsidi, Bibit, harga-harga, dan ketersediaan air yang menunjang pertanian, menjadi perhatian (atensi) serius bagi Pemerintah pusat, dan Pemerintah daerah. Kemungkinan penyebabnya karena situasi geo-politik, pertahanan dan keamanan, situasi internasional, regional, dan nasional; serta seringnya bencana Alam yang terjadi di Indonesia, misalnya banjir bandang, tanah longsor, angin puting-beliung, dan Gunung yang meletus dan berapi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KEGIATAN & AKTIVITAS PERTANIAN MENJADI JALAN PILIHAN HIDUP
Diantara banyaknya angka pemutusan hubungan kerja (PHK), pengangguran, dan naiknya harga-harga (inflasi) sembilan bahan pokok (sembako), maka sudah sewajarnya pertanian dan lahan pertanian disentuh, digarap, dioptimalkan, diistimewakan; untuk menjawab tantangan zaman, angka pengangguran, dan naiknya harga-harga kebutuhan pokok Rumah-tangga.
Tidak hanya Menteri Pertanian saja yang punya perhatian khusus terhadap pangan, namun juga KSAD dan Kapolri, telah melakukan program dan sinergi menuju kemandirian (swasembada) pangan, sebagaimana yang terjadi belakangan ini. Bahkan KSAD dan Kapolri akan menerima anggotanya dari lulusan SMK Pertanian, untuk menunjang program swasembada pangan, untuk membantu Petani menuju kesejahteraan penduduk.
Kehidupan, aktivitas, dan kegiatan bertani merupakan hal yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja, termasuk dengan Pendirian Rumah Bibit, Pembentukan Kelompok Tani Wanita, dan pemberdayaan lahan di sekitar rumah. Pendirian Rumah Bibit di desa, adalah salah satu langkah penting, demi tersedianya bibit di desa. Seperti Bibit Cabai rawit, terong, sawi, kunyit, bawang, tomat, dan lain-lain. Pembentukan Kelompok Tani Wanita, juga merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri, mengingat wanita (ibu), yang mengetahui urusan dapur dan masak-memasak, dan harga-harga untuk keperluan di dapur. Juga, Pekarangan rumah dapat menjadi tempat yang bermanfaat, sebagai lahan pertanian produktif untuk memenuhi kebutuhan ekonomi skala rumah tangga. Selain itu, kegiatan bertani dapat meningkatkan kreativitas, seperti mampu menciptakan pola tanam bertingkat atau sistem akuaponik.
Beberapa jenis tanaman yang dapat dibudidayakan pada lahan pekarangan rumah.
1. Sayur
Sayur dapat menjadi tanaman untuk dibudidayakan di pekarangan. Komoditas tersebut dapat menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan pangan keluarga, bahkan dapat dijual jika hasilnya lebih. Selain menekuni kegemaran berkebun, kegiatan budidaya ini dapat menjadi peluang ekonomi yang menguntungkan.
Contoh tanaman sayur yang cocok dibudidayakan di pekarangan adalah sawi, selada, kacang panjang, buncis, pare, terong, bayam, bawang- bawangan, daun bawang, seledri, dan kangkung. Pemilihan jenis tanaman dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan, terutama suhu, iklim, atau cuaca. Hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman sayur adalah membutuhkan perawatan yang cukup intensif, namun memiliki kelebihan karena memiliki umur tanam hingga panen yang relatif pendek.
2. Buah
Buah juga menjadi pilihan untuk dibudidayakan di pekarangan, baik untuk dikonsumsi sendiri maupun dijual. Budidaya tanaman buah relatif memakan waktu lebih lama dibandingkan sayur. Buah dapat ditanam langsung di pekarangan yang memiliki luas lahan yang cukup untuk ruang tumbuh, namun dapat pula melalui sistem tabulampot (tanaman buah dalam pot) menggunakan drum atau wadah besar.
Contoh tanaman buah yang cocok ditanam di pekarangan adalah cabai, labu, tomat, stroberi, jeruk, pepaya, semangka, melon, anggur, jambu air, pisang, jeruk nipis, belimbing, dan kelengkeng. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses budidaya buah adalah melakukan pemupukan yang tepat dan teratur agar tanaman cepat berbuah lebat, serta memberikan perawatan agar tidak terkena hama atau lalat buah.
3. Tanaman Obat (TOGA)
Tanaman obat yang dibudidayakan di pekarangan merupakan tanaman yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan ringan. Dengan budidaya tanaman obat ini, dapat membantu dalam terapi herbal serta mengurangi pengeluaran untuk membeli obat dan mengantisipasi ketergantungan obat-obatan.
Contoh tanaman obat yang cocok dibudidayakan di pekarangan adalah lidah buaya, kumis kucing, jahe, kunyit, kemangi, cocor bebek, pandan wangi, dan tanaman obat lain yang lebih dibutuhkan oleh keluarga.
4. Tanaman Hias
Tanaman hias sangat cocok dibudidayakan di pekarangan bagi yang menyukai seni dan estetika untuk lingkungan rumah. Terdapat berbagai jenis tanaman hias, mulai dari buah, bunga, hingga daun. Tanaman hias biasanya ditanam dalam pot dan membutuhkan perawatan yang intensif sesuai kebutuhannya.
Contoh tanaman hias yang cocok dibudidayakan di pekarangan adalah kaktus, palem, bunga kertas, kamboja, cemara, lidah mertua, euphorbia, lili paris, dan lain-lain. Dalam memilih jenis tanaman hias yang digemari harus disertai dengan pemahaman cara menanam dan merawatnya.
Lewat kegiatan bertani secara mandiri di pekarangan rumah, maka dapat menjadi alternatif memenuhi kebutuhan dapur keluarga untuk beberapa waktu, serta dapat menghasilkan keuntungan (benefits) saat hasilnya lebih dari cukup, untuk urusan rumah-tangga dan dapur.
Memaksimalkan dan memberdayakan Pekarangan rumah, tidak saja dapat mencukupi kebutuhan pokok keluarga, tapi ada nilai ekonomi, kebersihan, kesehatan, kemandirian, kemudahan keluarga dalam mengakses tanaman pangan dan obat, yang berguna dalam kehidupan dan kesejahteraan keluarga, dan keindahan (estetika).
PENUTUP
Dengan melakukan pendirian Rumah Bibit di desa (Kute), pembentukan Kelompok Tani Wanita, dan pemberdayaan pekarangan rumah, maka desa-desa akan mandiri dalam hal pangan, dan lebih bertahan dalam kerawanan pangan.
Penulis: Pengamat Pertanian dan Wartawan media online Indonesia Post.