*Semangat dan cita-cita para Pahlawan, menjadi inspirasi bagi generasi penerus.
*Adapun tema peringatan hari Pahlawan tahun 2024, adalah : “Teladani Pahlawanmu dan Cintai Negerimu”
Oleh: Januar Pagar M.Lubis
PENDAHULUAN
Proklamator RI dan presiden RI yang pertama, Ir.Soekarno, mengatakan jangan sekali-kali melupakan sejarah (Jasmerah).
Tanggal Sepuluh November adalah Hari Pahlawan Indonesia. Pada tanggal itu di setiap tahun masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, bahkan yang terpencar di seluruh belahan dunia ini tak lupa hening sejenak, sembari mengenang harum jasa-jasa mereka, yang telah gugur di medan perjuangan, demi memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang bebas dari segala keterbelengguan, oleh aneka ketidakadilan dan ketidakmanusiaan yang dilakukan oleh para penjajah (kolonial) saat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
MENGENANG CITA-CITA dan SEMANGAT PARA PAHLAWAN
Mengenang (refleksi) berarti menghadirkannya secara terkini dengan segala suka- duka, perjuangan dan jerih lelah serta keringat darah yang tertumpah, dan mengalir di Tanah air Indonesia, hingga tinggal tulang di Pusara, sebagai persembahan termurni demi kemerdekaan sejati dan bahagia seluruh warga negara Indonesia.
Sebagai bentuk ungkapan rasa hormat (respect) dan penghargaan akan jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur di medan perjuangan, Bangsa Indonesia menjadikan tanggal 10 November, sebagai hari bersejarah yang dibaktikan khusus untuk para pahlawan perkasa, militan, patriotik, dan nasionalis di negeri ini. Negeri ini mengalami kebebasan sejati hingga saat seperti ini, oleh karena jasa-jasa, perjuangan, pengorbanan para syuhada bangsa, yang pantang menyerah.
Negara dan bangsa mencatat dan mengabadikan tanggal 10 November setiap tahun, sebagai hari istimewa yang dipersembahkan dan didedikasikan secara khusus (spesial) kepada para pahlawan. Pahlawan/pejuang yang gugur karena rasa cinta yang begitu besar akan orang-orang dan negerinya (patriotik, dan nasionalis).
Untuk cinta dan persembahan (dedikasi) yang tulus dan murni ini, diabadikan oleh negara dan seluruh warga bangsa Indonesia di dalam buku hidup negara (sejarah) dan buku-buku harian pribadi Pejuang, dan Generasi penerus; yang tercatat rapi tentang segala suka dan duka hidup masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
Arti terdalam dari peringatan hari Pahlawan pada setiap tanggal sepuluh bulan November, adalah mengingatkan dan menyadarkan generasi penerus untuk tidak lupa sejarah. Lebih jauh dari itu, adalah menjamah lubuk hati terdalam generasi untuk setia bersyukur dan berterima kasih, kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kepada Pahlawan, apa dan siapa pun yang pernah berjasa di setiap sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa ini.
MEMAKNAI PERJUANGAN & PENGORBANAN PAHLAWAN, DENGAN MENGISI PEMBANGUNAN LEWAT PEKERJAAN KITA MASING-MASING
Walau sekecil dan sesederhana apa pun itu, sebagai sumbangan (kontribusi) berharga, yang membentuk dan menjadikan manusia sebagai pribadi yang kaya arti dan bermanfaat bagi orang lain. Artinya hadirnya menjadi berkat sejuk yang memerdekakan dan menghantarnya kepada kesejatian kebebasan (freedom of imperialism).
Selebrasi (peringatan) Hari Pahlawan bukanlah hanya sebagai peringatan seremonial tahunan belaka. Momen ini adalah acara penuh berkat yang darinya, mengalir buah-buah militansi, proaktif, patriotik, untuk menghadapi aneka badai hidup yang datang silih berganti. Hari ini tidak ada lagi penjajah yang mesti dilawan dan diusir dengan senjata. Saat ini tidak ada lagi perbudakan dan ketidakadilan yang dialami dan dirasakan oleh manusia Indonesia pada umumnya. Entahlah itu benar atau tidak!
Coba tengoklah ke ladang/sawah tempat para petani membajak, menanam dan memanen. Namun perjuangan kita belum selesai kawan. Masih ada pendzoliman-pendzoliman dan perbudakan-perbudakan modern, yang tak dijangkau oleh indra manusia yang kerap dan rapi dimainkan oleh para elite politik, dan Pejabat yang korup serta tamak.
Para kaum Elite politik, elite kekuasaan sering tampil menepuk dada atas nama rakyat miskin dan kecil (marginal), dan setelah mencapai posisi dan jabatan serta duduk di atas kursinya, selanjutnya akan bilang “say good bye”. Betapa ngerinya para elite politik model begini, memperbudak orang-orang kecil dan miskin, dengan obral janji palsu, tebar-pesona, menjelang pesta demokrasi (Pileg/Pilpres, dan Pilkada). Elite politik jenis demikian adalah, dia yang tidak memiliki semangat kepahlawanan dalam mengabdi di Indonesia secara utuh dan hati yang murni.
Momentum acara peringatan Hari Pahlawan setiap tahun ini, adalah renungan dan gugatan bagi seluruh warga Indonesia untuk menjadi pahlawan-pahlawan kecil di bidang hidupnya masing-masing.
Manusia Indonesia mesti kreatif dan memiliki inisiatif baru, untuk menjadikan segala sesuatu tampil baru dengan semangat kepahlawanan yang telah diwariskan oleh para Pejuang/syuhada yang dahulu.
Setiap individu Indonesia sekarang, mesti tampil sebagai Pahlawan di dunia literasi, pahlawan kemanusiaan, pahlawan pertanian, pahlawan peternakan dan aneka pahlawan lainnya yang tampil atas nama kepentingan umum bersama.
Menjadi Pahlawan/pejuang artinya mendedikasikan seluruh talenta dan keterampilannya untuk sesuatu yang bersifat umum dan dampaknya bagi publik secara menguntungkan.
Oleh karena itu ialah memancarkan cahaya kebebasan yang membebaskan mereka yang terikat/terbelenggu, oleh aneka penindasan menuju kebebasan yang sesungguhnya. Bebas itu adalah bebas yang bertanggung-jawab, untuk melakukan hidup ini secara baik dan penuh bermartabat (suri- teladan).
Di dalam fakta dan realitas hidup manusia Indonesia terkini, semangat kepahlawanan ini sudah mulai nampak dengan adanya kelompok-kelompok kecil, yang terbentuk untuk mengalami kebebasan (kemandirian).
Umpamanya ada kelompok menulis di Surat-kabar (Koran). Ada kelompok diskusi filsafat dan masalah-masalah sosial kemanusiaan terkini. Ada kelompok menulis puisi. Ada kelompok tani, nelayan, pedagang, pekebun, ternak, paduan suara, seni lukis dan masih banyak lainnya, yang bisa menghantar manusia kepada kemerdekaan yang membebaskan.
Walau masih ada juga manusia Indonesia yang masih membiarkan dirinya hanyut di dalam penjajahan. Penjajahan bukan oleh karena penjajah dari negara lain yang masuk dan menjajah, tetapi orang Indonesia membiarkan dirinya “terjajah” oleh kemalasan, dan terhanyut di dalam bungkus tawaran dunia terkini yang sangat menarik perhatian.
Rayuan dan godaan serta tawaran duniawi datang silih berganti dan tak terbendung. Namun berhadapan dengan situasi ini, harus menjadikan semangat para Pahlawan yang hari ini, peringatannya diperingati setiap tanggal 10 November dalam setiap tahun menjadi ilham (inspirasi), yang selalu meneguhkan untuk setia berjuang dan tampil sebagai Pahlawan dengan bidang profesi tiap- tiap individu.
PENUTUP
Rasa bangga dan terima kasih kepada para Pahlawan nasional, dan para Pejuang, baik yang tercatat dalam sejarah maupun tidak, yang telah gugur di medan pertempuran; dengan mengorbankan tenaga, pikiran, waktu, dan nyawa, demi bebas dan bahagia NKRI yang masih bertahan dan berada hingga saat ini. Semoga kita tetap mengenang jasa-jasa Pahlawan, dan semangat mereka. Jangan pula kita cepat lupa, nama-nama Pahlawan, dan daerah asal mereka. Selamat hari Pahlawan untuk kita semua. Semoga…!!! 🙏🙏🙏
Penulis: Wartawan media online Indonesia Post, tinggal di Aceh Tenggara.