Jakarta | Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Al-Wasliyah (PW GPA) DKI Jakarta mengaku heran dengan oknum yang tak bertanggung jawab yang terkesan alergi terhadap kehadiran Tentara Nasional Indonesia (TNI) di lingkungan kampus dan Perguruan Tinggi.
Kami mengecam keras atas narasi sesat yang dilontarkan pihak tertentu. Ia menduga ada oknum pihak tertentu yang ingin mengadu domba antara mahasiswa dan TNI.
Dedi menilai, ada segelintir pihak yang tak ingin melihat komunikatif mahasiswa, kampus, dan TNI berjalan dengan baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Menurutnya, bahwa kehadiran dan sinergitas Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan elemen mahasiswa harus kita apresiasi dan dukung untuk memperkuat persatuan dalam menghadapi tantangan geopolitic global,” kata Ketua PW GPA DKI Jakarta, Dedi Siregar dalam siaran persnya, di Jakarta, Sabtu (26/4/2025).
“Sebagai kelompok intelektual, tentu kita pernah mengalami dinamika kehidupan kampus kuliah, berorganisasi, berdiskusi, hingga berinteraksi dengan berbagai pihak termasuk TNI. Saya tidak pernah merasakan adanya intimidasi ataupun tindakan represif. Oleh sebab itu, Stop buat opini liar. Jangan lebay,” tegasnya.
Akivis Pemuda Islam ini menegaskan, selama ini justru banyak anggota TNI yang aktif membantu mahasiswa maupun sivitas kampus lainnya dalam menjalankan aktivitas sosial dan pengabdian kepada masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil.
“Salah satu contohnya adalah keterlibatan TNI dalam memfasilitasi dan mengawal program SM3T (Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal) yang melibatkan mahasiswa-mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi”, jelasnya.
Ia menambahkan, sinergitas antara TNI dan kampus bukanlah hal baru. Sejumlah kegiatan seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN), pelatihan bela negara, hingga kegiatan tanggap bencana sering kali melibatkan TNI secara aktif.
“Hal ini menjadi bukti bahwa TNI lahir dari rahim raykat serta justru berkontribusi positif terhadap penguatan karakter generasi muda dan wawasan kebangsaan mahasiswa”, tandasnya.
Lebih lanjut, Dedi mengatakan, bahwa kekhawatiran berlebihan terhadap kehadiran TNI di kampus justru mengaburkan fakta-fakta sinergi positif yang sudah terjalin lama.
“TNI tidak sedang menggantikan peran akademisi atau mahasiswa, melainkan hadir sebagai mitra strategis dalam memperkuat ketahanan nasional dari lingkungan kampus,” sambungnya.
Dalam konteks global yang penuh tantangan, kampus sebagai pusat ilmu dan moral. Menurut Dedi, tidak bisa bersikap eksklusif.
Maka dari itu, kehadiran TNI dalam berbagai kegiatan bukanlah bentuk intervensi militer, tetapi bentuk kolaborasi strategis untuk membentuk generasi muda yang tangguh dan berdaya saing tinggi di tingkat global.
“Sudah saatnya kita melihat kehadiran TNI dari kacamata objektif dan konstruktif. Jangan sampai kampus terjebak pada narasi murahan yang hanya menciptakan sekat-sekat semu di tengah urgensi sinergi kebangsaan,” pungkasnya.
Salam Hormat,
Pimpinan Wilayah
Gerakan Pemuda Al Washliyah DKI Jakarta
Dedi Siregar
Ketua